Pemprov Bali Ungkap Banyak Bule Jualan Sayur, Kok Bisa?
Pemprov Bali Ungkap Banyak Bule Jualan Sayur Bisnis ilegal warga negara asing (WNA) di Bali terus meningkat. Mereka tidak hanya membangun villa, tetapi juga tak segan mengambil keuntungan dari bisnis, beberapa dari mereka memilih berjualan sayur-mayur.
Menurut Tjok Bagus Pemayun, kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali. Jumlah WNA yang melakukan kejahatan di Pulau Dewata sudah terlalu banyak. Ia menyatakan bahwa tingkah onar yang paling umum di lakukan oleh orang Amerika termasuk pelanggaran lalu lintas, pelecehan, tindakan di tempat suci, dan bisnis ilegal.
Tjok Bagus mengatakan dalam wawancara dengan media “The Weekly Brief with Sandi Uno” pada Senin (5/8/2024), “Betul bahwa banyak wisatawan nakal yang sering berbuat tidak senonoh, seperti di tempat suci, merampok dan tidak bayar di minimarket, berfoto, berkendara ugal-ugalan, dan penganiayaan.”
Sehubungan dengan bisnis WNA, jelas diperlukan pengawasan dan laporan segera ke pihak berwajib. Karena kita juga telah menyaksikan bagaimana orang asing [berbisnis] di Bali. Ada makelar jasa tanah, foto model, rental motor, salon, dan penjual sayur, antara lain.”
Tjok Bagus menjelaskan bahwa ada 38 catatan kasus yang menjerat WNA sebagai pelaku pelanggaran hukum berdasarkan data Polda Bali dari Januari hingga Juni 2024. Menurutnya, sebagian besar kasus yang di lakukan oleh WNA tersebut adalah penganiayaan, kecelakaan lalu lintas, dan penipuan.
Tjok Bagus menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah membentuk Satuan Tugas tata kelola pariwisata. Untuk mengurangi jumlah wisatawan ilegal dan bisnis ilegal serta mendorong jumlah wisatawan berkualitas tinggi.
Tjok Bagus menjelaskan, “Pertama, kami membentuk Satgas Tata Kelola Pariwisata yang melibatkan seluruh pihak berwenang, baik itu OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait maupun vertikal.”
Dia kemudian menambahkan, “Kemudian kami di provinsi, kabupaten/kota. Kemudian juga ada imigrasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Polda Bali, serta Kejaksaan.”
Baca juga: Karena Bitcoin Negara Kecil Ini Jadi Terkaya di Dunia
Konteks Budaya dan Ekonomi Bali
Bali, sebagai tujuan wisata internasional yang terkenal, telah lama menjadi magnet bagi wisatawan asing yang tertarik dengan keindahan alamnya, budaya Hindu yang kaya, dan kehidupan masyarakat yang ramah. Namun, selain pariwisata, keberadaan komunitas bule di Bali juga mencerminkan dinamika ekonomi dan budaya yang unik.
- Kehadiran Komunitas Bule: Seiring dengan lonjakan pariwisata sejak beberapa dekade terakhir, banyak bule memilih untuk tinggal dan bahkan menetap di Bali. Mereka datang dari berbagai negara dengan berbagai latar belakang, termasuk wisatawan, pelajar, pengusaha, dan pensiunan.
- Diversifikasi Ekonomi: Selain menikmati keindahan Bali, beberapa bule juga memanfaatkan kesempatan untuk berinvestasi atau berbisnis di sana. Ini termasuk sektor pariwisata, kuliner, seni dan kerajinan, serta pertanian, termasuk berjualan sayur.
Fenomena Bule Berjualan Sayur
Belakangan ini, Pemerintah Provinsi Bali mengungkapkan fakta menarik bahwa ada banyak bule yang terlibat dalam bisnis penjualan sayur di Bali. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan:
- Motivasi Bisnis: Apa yang mendorong bule untuk terlibat dalam bisnis sayur di Bali? Motivasi ini bisa bermacam-macam, mulai dari kesempatan untuk berkontribusi dalam komunitas lokal, mencari penghasilan tambahan, hingga minat dalam praktik pertanian organik atau berkelanjutan.
- Pasar Lokal dan Ekspor: Bagaimana bule berperan dalam rantai pasok sayur di Bali? Beberapa mungkin fokus pada memasok ke pasar lokal, sementara yang lain mungkin mengambil langkah lebih jauh dengan mengekspor produk-produk organik atau unik dari Bali ke negara asal mereka atau pasar internasional.
- Dampak Terhadap Ekonomi Lokal: Bagaimana kehadiran bule yang berjualan sayur mempengaruhi ekonomi lokal Bali? Dari satu sisi, mereka dapat membawa modal tambahan dan pengalaman bisnis yang berharga. Namun, dari sisi lain, ini juga bisa menimbulkan persaingan dengan pedagang lokal atau mempengaruhi dinamika harga di pasar tradisional.