Pasar Pantau Data Neraca Dagang China – Cadev RI

Pasar Pantau Data Neraca Dagang China - Cadev RI

Pasar Pantau Data Neraca Dagang China – Cadev RI, Rupiah Bisa Menguat?

Pasar Pantau Data Neraca Dagang China – Cadev RI Hari ini, Rabu (7/8/2024), cadangan devisa dan neraca dagang China akan di rilis. Yang dapat mempengaruhi gerak mata uang Garuda setelah rupiah menguat selama lima hari beruntun.

Rupiah di tutup menguat 0,12% di angka Rp16.160/US$ pada perdagangan kemarin, menurut Refinitiv. Penguatan ini semakin memperpanjang tren apresiasi yang telah terjadi selama lima hari berturut-turut sejak 31 Juli 2024.

Sementara itu, pada pukul 14:54 WIB, DXY naik 0,33% ke angka 103,03. Ini lebih tinggi dari posisi sebelumnya di 102,69.

Penguatan rupiah di dorong oleh kembalinya dana asing ke Indonesia. Masuknya dana asing ke pasar saham kemarin, meskipun masih kecil, telah kembali ke net buy pasar reguler sebesar Rp15,27 miliar.

Data transaksi yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) dari 29 Juli hingga 1 Agustus 2024. Menunjukkan bahwa investor asing membeli neto Rp10,27 triliun. Termasuk pembelian neto Rp5,77 triliun di pasar SBN, pembelian neto Rp2,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dan pembelian neto Rp2,31 triliun di saham.

Inflow pekan ini hampir sama dengan pekan terakhir Juni (19,69 triliun) dan merupakan yang tertinggi dalam lima pekan terakhir atau lebih dari sebulan.

Selain itu, posisi imbal hasil SBN acuan bertenor 10 tahun telah menyentuh titik terendahnya sejak pertengahan Mei 2024 pada awal pekan ini, menunjukkan akumulasi bukti surat berharga negara (SBN).

Pada hari ini, cadangan devisa Indonesia untuk Juli 2024 akan di rilis dari dalam negeri, yang di perkirakan akan turun karena ada kontraksi ekspor untuk meredam kinerja rupiah yang memburuk bulan lalu.

Kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB pagi ini, Tiongkok, negeri Naga Asia, akan merilis neraca dagang.

Pasar memperkirakan surplus neraca dagang China untuk periode Juli 2024 akan menyusut tipis ke US$ 99 miliar dari US$ 99,05 miliar bulan sebelumnya, menurut penghimpun data Trading Economics.

Baca juga: Analisa Lengkap Ekonom Soal Situasi Ekonomi RI Terkini

Pentingnya Data Neraca Dagang China

China adalah salah satu ekonomi terbesar di dunia dan merupakan pemain utama dalam perdagangan global. Data neraca dagang China memberikan gambaran yang penting tentang kesehatan ekonomi negara tersebut. Termasuk bagaimana kinerja ekspor dan impor, serta surplus atau defisit perdagangan yang dimilikinya.

  • Ekspor dan Impor: Data ekspor China menunjukkan volume barang dan nilai yang dikirim ke pasar internasional. Ekspor yang tinggi bisa mengindikasikan permintaan yang kuat dari luar negeri terhadap barang-barang China, yang pada gilirannya dapat memperkuat mata uang China (Yuan/Renminbi). Di sisi lain, data impor mencerminkan permintaan domestik China terhadap barang-barang dari negara lain, yang juga mempengaruhi ekonomi global melalui harga dan permintaan komoditas internasional.
  • Surplus/Defisit Perdagangan: China sering kali memiliki surplus perdagangan yang besar, artinya nilai ekspor lebih tinggi daripada nilai impor. Surplus perdagangan yang besar dapat menyebabkan akumulasi mata uang asing (seperti Dolar AS) dalam cadangan devisa negara tersebut. Sebaliknya, defisit perdagangan China dapat mengindikasikan penurunan permintaan ekspor atau peningkatan dalam impor, yang dapat mengurangi cadangan devisa dan mempengaruhi kestabilan mata uangnya.

Dampak Terhadap Cadev Indonesia

Cadangan devisa (Cadev) Indonesia adalah salah satu indikator utama kekuatan ekonomi negara ini. Cadev mencakup mata uang asing dan aset lain yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Indonesia. Cadangan devisa ini penting untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan untuk membiayai impor barang dan jasa, serta membayar utang luar negeri.

  • Penguatan Rupiah: Data yang menunjukkan performa ekspor China yang kuat dan surplus perdagangan yang besar cenderung mengindikasikan stabilitas ekonomi regional yang lebih luas, termasuk ASEAN. Hal ini bisa menjadi faktor positif bagi Rupiah Indonesia, karena meningkatkan kepercayaan investor terhadap stabilitas mata uang dan ekonomi domestik.
  • Volatilitas Mata Uang: Di sisi lain, fluktuasi yang signifikan dalam neraca dagang China, terutama jika terjadi defisit yang besar atau penurunan tajam dalam ekspor, dapat menyebabkan volatilitas di pasar mata uang regional. Rupiah Indonesia dapat mengalami tekanan jika pasar mengantisipasi dampak negatif dari perubahan ini terhadap ekonomi regional.
  • Investor dan Pasar Keuangan: Data neraca dagang China juga mempengaruhi sentimen investor terhadap pasar regional. Investor cenderung mengamati dengan cermat perkembangan ekonomi China karena dampaknya yang luas terhadap pasar global. Jika data neraca dagang menunjukkan indikasi positif, ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar emerging markets termasuk Indonesia, yang pada akhirnya dapat mendukung penguatan Rupiah.